Info Penting

Aplikasi Yasin dan Tahlil No 1 di Google dan Playstore

A plikasi Yasin dan Tahlil terbaik nomor 1 di Google dan Playstore kaya akan fitur dan konten yang bermanfaat untuk amalan sehari-hari u...

Info Penting

Artikel Terbaru

Tampilkan postingan dengan label Informasi Sekolah. Tampilkan semua postingan

Pentingnya Penerapan Soal HOTS dalam Pembelajaran: Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk generasi yang unggul dan berkualitas. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam kelas sangat mempengaruhi perkembangan kognitif dan keterampilan siswa. Salah satu metode yang semakin diperbincangkan dan diakui efektivitasnya adalah penggunaan soal High Order Thinking Skills (HOTS) dalam proses evaluasi pembelajaran.

Apa itu Soal HOTS?

Soal HOTS merupakan jenis pertanyaan yang dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Berbeda dengan soal tes konvensional yang lebih berfokus pada pengetahuan faktual, soal HOTS menekankan pada kemampuan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan konsep baru. Soal ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

Mengapa Soal HOTS Penting?

  1. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis: Soal HOTS mendorong siswa untuk tidak hanya mengingat informasi, tetapi juga memahami, menilai, dan menerapkan pengetahuan dalam konteks yang berbeda.
  2. Menumbuhkan Kreativitas: Dengan memaksa siswa untuk merespon dengan cara yang lebih kreatif, soal HOTS membantu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
  3. Memperkuat Kemandirian Belajar: Soal HOTS sering kali membutuhkan pemecahan masalah yang kompleks dan pemikiran yang mendalam, yang dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar secara mandiri.
  4. Persiapan Menuju Dunia Nyata: Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan di dunia nyata, baik dalam karir maupun kehidupan sehari-hari.

Dengan menerapkan soal HOTS dalam proses pembelajaran, pendidik tidak hanya mengukur pemahaman siswa terhadap materi, tetapi juga membentuk individu yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan mandiri. Ini merupakan langkah penting menuju pendidikan yang memberdayakan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan. Semoga bermanfaat.

Paparan Mendikbud Ristek Tentang Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar

Krisis pembelajaran diperparah oleh pandemi COVID-19 dengan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran. Penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi COVID-19.

Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif. Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih. Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing. untuk lebih lengkapnya silahkan simak materi paparan Mendikbud Ristek di bawah ini:

Siaran Pers: Pulihkan Pembelajaran, Mendikbudristek Luncurkan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar

Jakarta, 11 Februari 2022 - Pada masa pandemi Covid-19, krisis pembelajaran yang ada menjadikan pendidikan semakin tertinggal dengan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi. Untuk memulihkan pembelajaran pascapandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelima belas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat). “Penyederhanaan kurikulum darurat ini efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19,” terangnya saat peluncuran Merdeka Belajar Episode Kelima belas secara daring, pada Jumat (11/2).



Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus, kata Mendikbudristek semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif. Arah perubahan kurikulum yang termuat dalam Merdeka Belajar Episode 15 ini adalah struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Dalam pemulihan pembelajaran saat ini, lanjut Menteri Nadiem, satuan pendidikan diberikan kebebasan menentukan tiga kurikulum yang akan dipilih atau tidak dipaksakan. Pilihan pertama, Kurikulum 2013 secara penuh, pilihan kedua Kurikulum Darurat, yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan, dan pilihan ketiga adalah Kurikulum Merdeka.

“Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahapan kesiapan dirinya menggunakan Kurikulum Merdeka,” ujar Menteri Nadiem.

Berbagai pihak pun turut mendukung kebijakan Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Kemendikbudristek. Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mendukung penuh langkah Kemendikbudristek yang akan melaksanakan kebijakan Kurikulum Merdeka mulai Tahun 2022 sebagai upaya pemulihan pembelajaran.

“Saya yakin kurikulum ini mampu mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa serta memberi ruang yang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar,” tutur Menteri Agama.

Selain itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyambut baik hadirnya Kurikulum Merdeka. Menurutnya, Kurikulum Merdeka merupakan transformasi pembelajaran yang penting, bukan saja dalam menghadapi pendidikan pasca pandemi tapi juga untuk menghadapi situasi dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

perubahan. “Kita harus sama-sama bergerak dan menggerakkan adanya pemerataan dan penyelarasan dari perubahan ini,” tegasnya.

Senada dengan itu, Sofie Dewayani dari Litara Foundation menyampaikan untuk meningkatkan kompetensi literasi siswa diperlukan struktur kurikulum yang fleksibel dan memberikan ruang bagi guru untuk melakukan inovasi. Sehingga, kata Sofie, guru-guru dapat fokus meningkatkan atau memperbaiki strategi pembelajaran menggunakan bahan ajar yang tepat agar siswa-siswi kita meningkat kemampuan literasinya.

“Jadi saya pikir kurikulum ini merupakan satu hal yang dibutuhkan dengan kebutuhan global dalam dunia pendidikan saat ini,” ungkapnya.

Teuku Ramli Zakaria dari Majelis Dikdasmen Muhammadiyah juga mengatakan kurikulum yang baru diluncurkan ini bukanlah kurikulum baru tapi penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Hal ini, menurutnya berkaitan dengan kompetensi guru dan peserta didik. “Jadi tidak mungkin diubah begitu rupa tetapi harus dilakukan perubahan secara gradual,” ujarnya.

Cherly Narray dari Persekutuan Gereja Indonesia juga menyambut baik peluncuran Kurikulum Merdeka. “Kami sambut sangat baik, baik anak-anak maupun para pengajar dapat merasakan kemerdekaan dalam proses belajar mengajar,” urainya.

Dukungan lainnya pun hadir dari berbagai kepala sekolah dan tenaga pendidik. Kepala Sekolah Dasar Negeri 244 Guruminda Kota Bandung, Nunung Nurlaila mengungkapkan dengan hadirnya kurikulum prototipe membuat sekolahnya bergairah dalam belajar, baik bagi guru maupun peserta didik. “Kurikulum ini memberikan kesempatan yang luas untuk murid-murid kita, berkreativitas mengembangkan ide dan gagasan. Guru-guru memberikan keleluasaan kepada murid-muridnya untuk bisa belajar sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya,” tutur Nunung.

Guru SMKN 01 Palembang, Win Darmansyah juga mengungkapkan kurikulum protipe lebih fleksibel dibandingkan dengan Kurikulum 2013. “Kita bisa melakukan pendekatan berbasis mata pelajaran, bisa juga menggunakan pendekatan tematik atau kolaborasi antarmata pelajaran,” tuturnya.

Mendikbudristek mengajak semua pihak untuk bergerak bersama mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia. “Ayo unduh Platform Merdeka Mengajar dan pelajari lebih dalam, serta mengambil peran untuk menyukseskan Kurikulum Merdeka,” ajak Menteri Nadiem.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat

Sekretariat Jenderal

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Siaran Pers Nomor : 58/sipers/A6/I/2022

Download File Siaran Pers

Siswa dan Guru diizinkan Libur Akhir Semester Tahun 2021/2022, ini Informasi Resminya

Dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 202l tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 pada saat Natal Tahun 202l dan Tahun Baru Tahun 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi diamanatkan untuk mengatur lebih lanjut pelaksanaan pembagian rapor semester 1 (satu) dan libur sekolah dalam SURAT EDARAN NOMOR 32 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN MENJELANG LIBUR NATAL 2O2 1 DAN TAHUN BARU 2022 DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN OORONAVIRUS DTSEASE 2 0 1 9 (COVID - 19)



Berkenaan dengan hal tersebut kami sampaikan hal-hai sebagai berikut:

  1. Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya setiap tahun menetapkan kalender pendidikan yang memuat permulaan tahun ajaran, pengaturan waktu belajar efektif, dan pengaturan waktu libur;
  2. satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah tetap melaksanakan pembelajaran, pembagian rapor semester 1 (satu), dan libur sekolah tahun ajaran 2021/ 2022 sesuai dengan kalender pendidikan tahun ajaran 202l/ 2022 yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada angka 1;
  3. satuan pendidikan tidak diperkenankan menambah waktu libur selama periode Natal Tahun 202l dan Tahun Baru Tahun 2022 di luar waktu libur semester dalam kalender pendidikan yang ditetapkan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada angka 2; 
  4. pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah tetap melaksanakan tugas kedinasan di satuan pendidikan sesuai dengan kalender pendidikan; 
  5. memaksimalkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik;
  6. mengimbau orang tua/wa1i peserta didik agar mengizinkan dan mendorong anaknya yang sudah memenuhi syarat dan ketentuan untuk divaksinasi COVID-19; dan 
  7. menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang lebih ketat di satuan pendidikan dengan pendekatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/ hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan) dan 3T (testing, tracing, treatment). 


Dengan berlakunya surat edaran ini, maka Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 29 Tauun 2021, tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Menjelang Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Coronauirus Disease 2019 (COVID19) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Download Materi Sosialisasi Kurikulum Prototipe dengan Komisi X DPR

Riset menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan. Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan (learning loss). Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar. Untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar.


Sebagai bagian dari mitigasi learning loss, sekolah diberi opsi untuk menggunakan kurikulum yang disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar. Satuan pendidikan diberi tiga pilihan kurikulum (Kepmendikbud Nomor 719/P/2020): Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh, Menggunakan “Kurikulum Darurat” (Kurikulum 2013 yang disederhanakan Kemendikbudristek), dan Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

Untuk lebih lengkapnya, silahkan anda download dan baca Materi Sosialisasi Kurikulum Prototipe dengan Komisi X DPR di bawah ini:


Kurikulum Prototipe: Mata Pelajaran Informatika Menjadi Mata Pelajaran Wajib

Kurikulum prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Hasil Evaluasi Dokumen Kurikulum 2013

  1. Kompetensi Kurikulum 2013 terlalu luas, sulit dipahami, dan diimplementasikan oleh guru.
  2. Kurikulum yang dirumuskan secara nasional belum disesuaikan sepenuhnya oleh satuan pendidikan dengan situasi dan kebutuhan satuan pendidikan, daerah, dan peserta didik.
  3. Mapel informatika bersifat pilihan, padahal kompetensi teknologi merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik pada abad 21.
  4. Pengaturan jam belajar menggunakan satuan minggu (per minggu) tidak memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran dan menyusun kalender pendidikan. Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi padat.
  5. Pendekatan tematik (jenjang PAUD dan SD) dan mata pelajaran (jenjang SMP, SMA, SMK, Diktara, dan Diksus) merupakan satu-satunya pendekatan dalam Kurikulum 2013 tanpa ada pilihan pendekatan lain
  6. Struktur kurikulum pada jenjang SMA yang memuat mata pelajaran pilihan (peminatan) kurang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih selain peminatan IPA, IPS, atau Bahasa. Gengsi peminatan juga dipersepsi hirarkis. 

Hasil Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013

  1. Komponen perangkat pembelajaran terlalu banyak dan menyulitkan guru dalam membuat perencanaan.
  2. Rumusan kompetensi yang detil dan terpisah-pisah sulit dipahami sehingga guru kesulitan menerjemahkan dalam pembelajaran yang sesuai filosofi Kurikulum 2013.
  3. Strategi sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum terlaksana secara tepat dan optimal, belum variatif, belum sesuai dengan kebutuhan, dan belum efektif. Contoh kendala: sosialisasi tidak sampai langsung kepada tingkat gugus, pemilihan instruktur ditetapkan sentralistik sehingga tidak sesuai kebutuhan, dan pelatihan masih dilakukan secara konvensional dengan ceramah yang cenderung teoretik.
  4. Masih banyak pengawas, kepala sekolah, dan guru yang memiliki pemahaman kurang tentang kerangka dasar, diversifikasi, dan konsep implementasi Kurikulum 2013.
  5. Sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum berdampak optimal terhadap pemahaman pengawas, kepala sekolah, dan guru, kemampuan dan kinerja guru, serta peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya: 
  1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual. 
  2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi tertentu. 
  3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.

Kurikulum prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran:
  1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas). 
  2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. 
  3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Penyesuaian dengan perkembangan teknologi digital, mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib. Panduan untuk guru Informatika disiapkan untuk membantu guru-guru pemula, sehingga guru mata pelajaran tidak harus berlatar belakang pendidikan informatika.


Bantuan Kuota Data Internet 2021, Kuota Umum Lebih Besar

Pandemi Corona Virus Desease (Covid-19) telah ditetapkan Presiden Republik Indonesia sebagai Kedaruratan Kesehatan danBencana Nasional Nonalam. Ratusan ribu sekolah dan perguruan tinggi ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19, sekitar 68 juta peserta didik melakukan kegiatan belajar dari rumah, serta sekitar 4 juta pendidik melakukan kegiatan belajar mengajar di luar sekolah. 

Sesuai dengan Revisi Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tanggal 7 Agustus 2020, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga pendidikan, maka satuan pendidikan yang berada di zona oranye dan merah dilarang untuk melakukan proses pembelajaran tatap muka dan melanjutkan belajar dari rumah. 

Guna memastikan hak belajar setiap peserta didik terpenuhi, pemerintah menyalurkan bantuan subsidi kuota internet untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh kepada peserta  didik dan pendidik. Pada tahun 2020 bantuan kuota internet tersebut berupa kuota data internet yang terbagi atas kuota umum dan kuota belajar. Kuota umum adalah kuota yang dapat digunakan untuk mengakses seluruh laman dan aplikasi; dan kuota belajar adalah kuota yang hanya dapat digunakan untuk mengakses laman dan aplikasi pembelajaran.

Bantuan kuota internet untuk periode Maret-Mei 2021 dirubah, tidak seperti pada tahun 2020, hal ini tentu setelah mempertimbangkan berbagai masukan dari masyarakat, besaran kuota bantuan yang akan diterima bisa dilihat di bawah ini:


Paket Kuota Data Internet di atas merupakan paket akses all network dengan pembatasan akses kepada:
  1. situs yang diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta
  2. situs dan aplikasi media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook
Nah bagi anda yang belum mendapatkan bantuan kuota data internet dari pemerintah, segera cek nomor hp anda, pastikan nomornya masih aktif ya, selanjutnya segera konfirmasi ke operator sekolah anda untuk dicek kebenaran nomor yang anda gunakan.

Semoga bermanfaat.

FAQ tentang G Suite for Education Gratis Untuk Sekolah


Berikut adalah pertanyaan umum tentang G Suite for Education, termasuk saya juga kadang mencari informasi ini, karena seringkali google merubah kebijakan, oleh karena itu pada tulisan kali ini saya copy informasi penting ini dari sini.

Apa itu G Suite for Education?

G Suite for Education adalah rangkaian fitur dan layanan Google gratis yang disesuaikan untuk sekolah dan homeschool. G Suite for Education tersedia secara global untuk semua institusi pendidikan yang memenuhi syarat. 

Berapa biaya G Suite for Education?

G Suite for Education tersedia gratis untuk institusi pendidikan yang memenuhi syarat.

Berapa banyak akun yang bisa saya dapatkan? Apakah saya harus menghapus pengguna yang tidak aktif?

Akun G Suite for Education memberikan 10.000 lisensi pengguna. Anda tidak perlu menghapus pengguna yang tidak aktif.

Berapa banyak kapasitas penyimpanan yang pengguna dapatkan di G Suite for Education?

Setiap pengguna memiliki kapasitas penyimpanan Google Drive, Gmail, dan Google Foto yang tidak terbatas. Jika ada 4 pengguna atau kurang di organisasi Anda, setiap pengguna mendapatkan penyimpanan sebesar 1 TB.

Berapa lama waktu beroperasi layanan Google Workspace?

Layanan Inti Google Workspace dijamin akan tersedia setidaknya 99,9% sepanjang waktu. Untuk informasi selengkapnya, lihat Google Workspace Perjanjian Tingkat Layanan.

Apa perbedaan antara G Suite for Education dan Enterprise for Education?

G Suite Enterprise for Education mencakup semua fitur Education, serta alat premium untuk keamanan, kontrol data, pengajaran, dan komunikasi.

Demikian, semoga informasi ini bermanfaat.

Selain Tatap Muka, Ini 2 Alternatif Pembelajaran Kemendikbud Tahun 2021


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan program belajar alternatif selain tatap muka untuk pembelajaran siswa sekolah pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. 
Program alternatif ini bertujuan mendukung pendidikan jarak jauh (PJJ) di antaranya melalui program Belajar Dari Rumah (BDR) yang ditayangkan di Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk jenjang pendidikan PAUD dan Sekolah Dasar (SD). 

Tayangan tersebut akan di mulai dari bulan Januari sampai Maret 2021, dari hari Senin sampai Jumat, pukul 08.00 sampai 11.30 WIB. Termasuk akses online di berbagai situs yang disediakan. 
PJJ sendiri masih terus diterapkan meski sudah ada Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19 yang telah diumumkan 20 November 2020. 

1. Alternatif belajar lewat TVRI 

Dalam SKB tersebut, pemerintah membuat penyesuaian kebijakan dengan memberikan penguatan peran pemerintah daerah/kantor wilayah (kanwil)/kantor Kementerian Agama (Kemenag) sebagai pihak yang paling mengetahui dan memahami kondisi, kebutuhan, dan kapasitas daerahnya. 
Pemda dan kantor wilayah Kemenag diberi kewenangan penuh dalam menentukan izin pembelajaran tatap muka yang berlaku mulai semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021 di bulan Januari 2021. 

Di sisi lain, Kemendikbud tetap mengingatkan kembali untuk tetap memperhatikan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai prioritas utama. 

“Kami mengingatkan kembali agar kebijakan pembelajaran tatap muka tetap dilakukan secara berjenjang, mulai dari penentuan pemberian izin oleh pemerintah daerah/kanwil/ Kantor Kemenag, pemenuhan daftar periksa oleh satuan pendidikan, serta kesiapan menjalankan pembelajaran tatap muka,” tutur Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, di Jakarta, Senin (28/12/2020). 

Sementara bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran PJJ bisa mengakses melalui TVRI dan online. Jadwal BDR TVRI, akan dibagi waktunya sesuai jenjang: 
- Jenjang PAUD tayangan pembelajaran dimulai pukul 08.00 - 08.30 WIB. 
- Jenjang SD kelas 1 pukul 08.30 - 09.00 WIB. 
- Jenjang SD kelas 2 pukul 09.00 - 09.30 WIB. 
- Jenjang SD kelas 3 pukul 09.30 - 10.00 WIB 
- Jenjang SD kelas 4 pukul 10.00 - 10.30 WIB. 
- Jenjang SD kelas 5 pukul 10.30 - 11.00 WIB. 
- Jenjang SD kelas 6 pukul 11.00 - 11.30 WIB.


2. Alternatif belajar daring 

"Tayangan untuk SD mengikuti modul pembelajaran sesuai kurikulum (darurat) dengan mengutamakan pemenuhan kompetensi literasi, numerasi, dan penguatan karakter,” terang Jumeri. 
Selain pembelajaran melalui TVRI, tersedia juga tayangan pembelajaran yang bisa disaksikan di TV Edukasi dan Radio Edukasi. Televisi dibawah naungan Kemendikbud tersebut dapat diakses pada satelit Telkom-4 frekuensi 4125/V/5500. 

Jika peserta didik atau pendidik ingin mengakses TV Edukasi secara daring atau online bisa mengakses laman resmi https://tve.kemdikbud.go.id
Ada juga kanal pembelajaran lewat belajar.id. yang bisa diakses para peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, termasuk melalui aplikasi Rumah Belajar. 

Di dalamnya, para pendidik bisa saling berbagi pola pembelajaran yang dapat diakses melalui laman Guru Berbagi. Selain itu, bahan bacaan, lembar aktifitas, panduan berkegiatan bersama anak-anak dan remaja juga tersedia pada laman bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id. 

“Kami mengajak para pendidik, dan peserta didik serta orang tua untuk memanfaatkan kanal atau alternatif pembelajaran yang dihadirkan oleh Kemendikbud,” pesan Jumeri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selain Tatap Muka, Ini 2 Alternatif Pembelajaran Kemendikbud Tahun 2021"
Penulis : Sandra Desi Caesaria
Editor : Yohanes Enggar Harususilo

Follow Me

Foto Mr. Mung
ttd Mr. Mung

Tutorial Blogger

Pilih Arsip Blog